Label

Kamis, 23 Juni 2011

PEMETAAN WILAYAH BIMBINGAN KONSELING DAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM



A.    Pengertian
1.      Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan menurut Dra. Hallen adalah merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkanya, dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normative agar tercapai kemandirian. Sehingga individu dapat bermanfaat lebih baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
Menurut Elfi Muawanah bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu, yang bertujuan agar individu dapat memahami dirinya dan dunianya.
Menurut Dr. H. Prayitno, Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atas bbeberapa orang ondividu, baik anak-anak, Remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri. Dengan memanfaatkan kekuatan individu dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan adalah, proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus menerus oleh seorang pembimbing yang ahli yang telah dipersiapkan kepada seorang individu atau beberapa orang individu yang membutuhkan bimbingan agar dapat mengembangkan seluruh potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan mandiri secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam suasana asuhan yang normative agar tercapai kemandirian yang bertujuan agar individu dapat memahami dirinya dan dunianya dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Konseling menurut Dra. Hallen adalah salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka anta guru pembimbing/konselor dengan klien. Dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah pengembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagian peribadi dan kemanfaatan social.
Menurut Elfi Muawanah konseling adalah, suatu bimbingan yang diberikan kepada individu dengan tatap muka melalui wawancara.
Menurut Dr. H. Prayitno konseling yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli/konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah/klien yang bernuansa pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Dengan demikian konseling dapat disimpulkan bahwa pengertian konseling adalah suatu proses teknik dalam pelayanan bimbingan yang dilakukan oleh konselor kepada klien dengan wawancara agar masalah yang dihadapi klien dapat terselesaikan dan mampu mengembangkan potensi kearah yang optimal sehingga tercapai kebahagiaan dan kemanfaatan social.
Dari berbagai macam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan  dan konseling adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus oleh konselor kepada klien dalam pelayanan bimbingan agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan sarana yang ada dengan wawancara agar dapat dikembangkan dengan norma-norma yang berlaku agar dapat memahami dirinya dan dunianya untuk mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social.
2.      Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
Menurut Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akherat.
Bimbingan dan Konseling Islam menurut Hallen yaitu bimbingan islam adalah proses pemberian bantuan yang terarah, continue, dan sistematis kepada individu agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung didalam al-Qur’an dan Hadist Rasulullah kedalam diri sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadist.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan yang terarah dan continue, sistematis kepada individu agar dapat hidup selaras dengan mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadist Rasulullah, agar dapat kebahagiaan dunia dan akherat degan ketentuan dan petunjuk Allah.
B.     Landasan Bimbingan dan Konseling.
Dalam bimbingan dan konseling mempunyai landasan pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi: landasan filosofi, religius, psikologis, social budaya dan pedagogis.
1.      Landasan Filosofis
filosofis atau filsafat diartikan kecintaan terhadap kebijaksanaan. Dalam filosofis ada beberapa pemikiran yang terkait dengan bimbingan dan konseling yaitu:
a)      Hakikat Manusia
Dari hakikat manusia inilah agar upaya-upaya pembudayaan, pendidikan dan konseling perlu didasarkan pada pemahaman tentang hakikat menusia agar lebih efektif dan tidak menyimpang dari hakikat manusia itu sendiri.
b)      Tujuan dan Tugas Kehidupan.
Adler (1954) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah menjamin terus berlangsungnya eksistensi kehidupan kemanusiaan diatas bumi. Dan meningkatkan terselesaikanya demgam aman perkembangan manusia. Menurut Jung (1958) bahwa kehidupan psikis manusia mencari keterpaduan, dan didalamnya terdapat dorongan instinsitual kearah keutuhan dan hidup sehat.
Dari situlah dapat diuraikan bahwa tujuan akhir kehidupan psikis adalah menjamin terus berlangsungnya eksistensi kehidupan manusia diatas bumi, dengan mencari keterpaduan dan memungkinkan terselesaikanya dengan aman perkembangan manusia dengan dorongan instinctual kearah keutuhan dan hidup sehat.
2.      Landasan Religius.
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok yaitu:
a)      Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah mahluk Tuhan
b)      Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
c)      Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkanya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
ü Manusia sebagai mahluk Tuhan
ü Sikap keberagamaan
ü Peranan Agama
3.      Landasan Psikologis
dalam bimbingan dan konseling landasan prikologis berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Landasan Psikologis ini sangat penting dalam bimbingan dan konseling, karena tingkah laku klien yang akan dikembangkan dengan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai yaitu:
a)      Motif dan Motifasi
Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Motif dibagi dua yaitu: Primer dan Sekunder. Motif Primer adalah yang didasari oleh kebutuhan asli yang sejak semula telah ada pada diri setiap individu sejak ia lahir kedunia. Motof sekunder ialah tidak dibawa sejak lahir tetapi terbentuk bersamaan dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Motif primer itu seperti pemenuhan rasa lapar dan haus serta udara bersih. Motif sekunder ini berkembang  karena adanya usaha seperti belajar.
Motivasi itu merupakan sebutan dari motif yang sedang aktif, kekuatanya bias meningkat sampai dengan taraf yang lebih tinggi. Motivasi erat hubugannya dengan perhatian, tingkah laku yang didasari oleh motif tertentu biasanya terarah pada suatu objek yang sesuai dengan tema kandungan motivnya. Dari situlah kemudian dikenal adanya motif intrinsic, yaitu motif yang dapat ditemui apabila isi atau tema pokok tingkah laku bersesuai dengan atau berada didalam isi atau tema pokok oebjek tingkah laku itu. Kemudian motif ekstrinsi yaitu motif yang dapat dijumpai apabila isi atau tema pokok tingkah laku kelak bersamaan atau berada diluar idi atau tema pokok objeknya.
b)      Pembawaan dan Lingkungan
Setiap individu dilahirkan membawa kondisi mental, fisik tertentu, pembawaan itu diturunkan melalui pembawa sifat yang terbentuk segera setelah sel telur dari ibu bersatu dengan sperma dari ayah pada saat konsepsi. Penumbuh kembangan itu melalui lingkungan dan pembawaan itu dijadikan sebagai modal oleh konselor untuk memahami bagaimana klien mengupayakan pengaturan lingkungan untuk meningkatkan motivasi sesuai dengan modal yang dimiliki.
C.    Asas-asas Bimbingan dan Konseling
BKI itu berlandaskan kepada asas-asas dan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Asas Kebahagiaan Dunia dan Akherat
Bimbingan dan konseling Islami tujuan akhirnya adalah membantu klien atau konseli, yakni orang yang dibimbing mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa didambakan oleh setiap muslim.
Kebahagiaan hidup duniawi, bagi seorang muslim, hanya merupakan kebahagiaan yang sifatnya sementara. Kebahagiaan akheratlah yang menjadi tujuan utama, sebab kebahagiaan akherat merupakan kebahagiaan abadi yang amat banyak.
2.      Asas Fitrah
Bimbingan dan Konseling Islami merupakan bantuan kepada klien atau konseli untuk mengenal, memahami dan menghayati sifatnya, sehingga segala gerak tingkah laku dan tindakanya sejalan dengan fitrah tersebut.
3.      Asas Lillahi Ta’ala’ (diselenggarakan semata-mata karena Allah SWT)
Konsekwensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugasnya penuh keihlasan, tanpa pamrih, sementara yang dibimbingpun menerima atau meminta bimbingan dan atau konseling dengan iklas dan rela karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian kepada Allah Semata. Sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai mahluk Allah yang harus senantiasa mengabdi kepadanya.
4.      Asas Bimbingan Seumur Hidup
Kesepanjang hayatan bimbingan dan konseling itu selain dilihat dari kenyataan hidup manusia, dapat pula dilihat dari sudut pendidikan, sedangkan pendidikan itu sendiri berasaskan pendidikan seumur hidup, karena belajar menurut islam wajib dilakukan oleh semua orang islam tanpa membedakan usia.
5.      Asas Kesatuan Jasmaniyah dan Ruhaniyah.
Bimbingan dan konseling islami memperlakukan klienya sebagai mahluk jasmaniyah dan rabaniyah. BKI ini membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniyah dan rabaniyah tersebut.
6.      Asas Keseimbangan Rohaniyah
Bimbingan konseling ini membantu klien memperoleh keseimbangan diri dalam segi mental rohaniyah yaitu: mendengar, melihat, menghayati.
7.      Asas Kemaujudan individu (memandang setiap Individu adalah maujud/eksistensi tersendiri).
Berlangsung pada citra manusia menurut islam, memandang seseorang individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri.
8.      Asas Sosialisasi Manusia.
Dalam BKI sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu (jadi bukan komunisme), hak manusia juga diakui dalam batas tanggung jawab social.
9.      Asas Kekholifahan Manusia
Manusia dipandang sebagai mahluk berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Bimbingan dan fungsinya tersebut untuk kebahagiaan dirinya dan untuk umat manusia.
10.  Asas Keselarasan Manusia
Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan, keseimbangan, keserasian dalam segala segi.
11.  Asas Pembinaan Ahlakul Karimah.
Biimbingan dan konseling islam membantu klien atau yang dibimbing, memelihara mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang baik.
12.  Asas Kasih Sayang.
Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan berlandaskan kasih saying, sebab dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling akan berhasil.
13.  Asas Saling Menghargai dan Menghormati
Hubungan yang terjalin antara pihak pembimbing dengan yang dibimbing merupakan hubungan yang saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai mahluk Allah.
14.  Asas Musyawarah.
Antara pembimbing/konselor dengan yagn dibimbing atau klien terjadi dialog yang baik satu sama lain tidak saling mendiktekan, tidak ada perasaan tertekan dan ditekan.
15.  Asas Keahlian
Bimbingan dan konseling islami dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki kemampuan, keahlian dibidang tersebut, baik metodologinya maupun teknik-teknik bimbingan konseling yang menjadi permasalahan.
D.    Asas-asas Bimbingan dan Konseling
1)          Asas Kerahasiaan
Kerahasiaan data harus dihargai dengan baik karena hubugan menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data atau informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guna pembimbing dapat dijamin kerahasiaanya.
2)          Asas Kesukarelaan
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerja sama yang demikratis antara konelor/guru pembimbing dengan klienya.
3)          Asas Keterbukaan
Merupakan asas penting dalam bimbingan dan konseling karena hubungan tatap muka antara konselor dank lien merupakan pertemuan batin tanpa tedeng aling-aling
4)          Asas Kekinian
Dalam hal ini diharapkan konselor dapat mengarahkan klien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang
5)          Asas Kemandirian
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar konselor berusaha  menghidupkan kemandirian dalam diri klien.
6)          Asas Kegiatan
Klien mampu melakukan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan dan konseling yang telah ditetapkan
7)          Asas Kedinamisan
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling dilandasi degan terjadinya perubahan sikap dan  tingkah laku klien kearah yang lebih baik.
8)          Asas keterpaduan.
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari individu yang dibimbing.
9)          Asas kenormatifan
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku didalam masyarakat dan lingkunganya.
10)      Asas keahlian
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling para petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai
11)      Asas alih tangan
Apabila masalah yang dihadapi klien unik, pengetahuan konselor terbatas dan belum   teratasi maka konselor perlu mengalih tangankan pada konselor lain yang lebih ahli.
12)      Asas Tutwuri Handayani
Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana klien telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
E.     Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa:
v  Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
Agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendir serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut
v  Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan.
Agar peserta didik mengenal lingkunganya secara objektif, baik lingkungan social dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat terhadap norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
v  Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan.
Agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier maupun budaya, keluarga dan masyarakat.
F.      Fungsi Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjdai pribadi yang utuh dan  mandiri. Dengan mengemban beberapa fungsi yaitu:
v  Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pembembangan peserta didik.
v  Fungsi Pencegahan, yaitu bimbingan dan konseling   yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun, menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses pengembangan.
v  Fungsi Pengentasan yaitu, sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau fungsi terapentik dengan arti pengobatan atau penyembuhan
v  Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkanya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
v  Fungsi Advokasi, yaitu bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.

si Samuel dan si Shimo


Si SAMUEL DAN si SHISAMO
DISARING DARI KOMPAS MINGGU INI (23 mei 2010)
DuGo’ Mahmud

            Cerita nyletuk Samuel di KOlom Kompas memang bikin saya gregetan dan ngeh dipagi2, bikin encer otak yang semaleman belum tidur gara2 on line dengan si dunia Maya.

Samuel Nyletuk menceritakan tentang dirinya yang sebelas - dua belas dengan ikan mungil lagi buncit bernama  “Shisamo”. Dunia parody yang digambarkan memberikan imajinasi kepada saya saat itu juga. Gedubrakk…..Saya Terkekeh dan tersenyum lebar ketika ia menceritakan si ikan yang berbangga mati demi kehidupan si mulut manusia, bahkan bulir2 telur diperut ikan itupun ikut protes sama si Ibu (shisamo) ,” eh bu kenapa kita harus rela mati demi mulut rakus manusia itu?”dan lagi-lagi telur itupun harus berbangga karena mati bermanfaat sejak ia masih menjadi telur, filosofinya adalah rela berkorban demi mahluk lain. demi siapa?? Ya demi si Mulut Samuel dan kawan kawannya..ha ha ha…..

Celetukan selanjutnya.. kalo ellu (semua manusia) manfaatnya apa coba?
Pikir sendiri,, punya manfaat ga Lu hidup., ha ha ha. Mumpung masih pagi mikirnya jagi gampang....gile tu..Siapa yang berani jawab ??? Cung cung...??
Ga ada kan??..
Coba kita lihat tubuh kita dari atas sampe bawah: one by one...oke???

Otak.. pertama otak lo udah dimanfaatin belum tuh...jangan2 otak qt masih baru or orisinil alias belum pernah dipake.. nah lu.. harganya mahal klo motor orisinil, tapi klo otak orisinil??? Ga laku kali.... otak qita sering tidak dipakenya ketimbang dipakenya..bener ga tuh??

Mulut: siapa yang sudah jadi korban mulut anda?? Bikin gossip alias fitnah. Kekanan kekiri Cuma bikin fitnah dan mengadu domba. Sampe NGUmpruk tuh bibir….
Berapa kali karena mulut kita, orang menangis, mutung2, enek karo munyel2. berapa kalikah mulut anda telah  membuat suasana panas dari pada membuat suasana adem ayem dan sejuk seperti di hutan?. Ternyata mulut qt tak ubahnya kompor mbeledak di siang bolong… wah parah tuh.. pa lagi sekarang pemadam suka telat datangnya…klo udah jadi abu baru dateng…hik hik…

TELINGA. Cantolan panci ini seringnya kita tutup rapat-rapat tidak mau mendengar. Maunya di DENGAR ga mau mendengar. Koalisi tangan dan telinga benar2 menyumbat pendengaran kita.
Badan kita-Pun selalu pasang posisi sa udele dhewek ga mau geser tapi maunya menggeser orang lain. Huuffg mate aje  deh luh ..sssttt jangan emosi dulu…
Belum selese.!!.

Tangan lo dikemanain selama ini….diumpetin dikolong meja??? Minta suap??
Jahil sana jahil sini??...
Yah itu mah kaya kancil cerita emak ku dulu yang suka mencuri ketimun pak tani. Lahh...... sekarang padi pak tani kamu curi juga..membuat sengsara mereka lahir batin dah..trus kapan tangan qt diatas (memberi) biarpun dari hasil curi di tanah pak petani.. bagi2 hasil korupsi dong ...biar klo dipenjara Lo ga sendiri...ha ha.. itu tidak terpuji ga usah kamu ikuti ya.....!!!!

Aduuh.. lengkap sudah dosa kita

MENTAL BLOCK


sudah lama .. saya tidak mengasah lagi otak yang tumpul.  walau hanya dengan sekedar menulis, atau berlama-lama tafakur. Entah karena keadaan, kesempatan atau memang factor diri. Saya baru saja memungut sebuah surat kabar Nasional, bentuknya sudah sangat usang, banyak bercak, bahkan hanya satu halaman. Saya mengambilnya karena saya tertarik dengan sebuah kalimat yang tertulis sangat besar sebagai judul  “MENTAL BLOCK” kalimat ini sudah lama saya dengar, sudah lama saya pahami, dan lama pula saya berusaha menghilangkan kalimat ini dalam mind sett saya.

Mental block seakan kembali menjangkiti mind set saya. mental block yang dengan susah payah saya coba hilangkan atau tepatnya dikurangi. kini seakan-akan menyelimuti dan menutup mind set saya. entah lah… tiba-tiba sebuah tragedi merubah itu semua. keadaan tiba-tiba harus kembali menciptakan sebuah keadaan yang kemudian menciptkan sebuah block. Kepergian ade saya benar-benar memberikan pukulan berat bagi saya, bahkan keluarga saya terutama ibu saya. saat terakhir saya pulang, Ibu dalam keadaan sakit karena ia masih dan selalu teringat dengan almarhum. keadaanpun berubah. keadaan merubah mind set yang kemudian menciptakan block.

Sebenarnya bisnis yang baru saja saya jalani sangat berhubungan dengan survival, berani bersaing, berani bertindak, atau I think I do. tapi .. mental block itu benar-benar menghambat, seakan tidak ada gairah. bahkan saya tidak berani mengambil tantangan untuk diri saya sendiri, sebuah challenge agar saya mampu survive dalam keadaan apapun. atau agar saya sampai pada sebuah titik comfort. saya berada dalam kotak yang menciptakan ruang tersendiri. ruang yang remang-remang hemmmm….

saya teringat dengan sebuah kata “OUT BOUND”. kata  outbound mengajak kita untuk keluar dari bingkai, atau frame yang biasa membelenggu kita. atau berfikir keluar dari kotak yang biasa kita lakukan (think out of the box). saya sadar…. saat ini, atau ketika saya menuliskan ini saya sedang menciptakan sebuah tembok, benteng-benteng atau kotak yang menciptakan pikiran saya terbatas. bahkan mungkin, saya menerima hal itu. kondisi ini mengungkung saya, baik dalam bertindak dan berfikir.

all out dalam apapun… saat ini!. mungkin bisa mengurangi mental block saya saat ini.