Label

Sabtu, 28 Agustus 2010

PEREMPUAN DAN KARAKTER KEBANGSAAN

Jika saja R.A Kartini masih hidup tentunya ia akan menangis tanpa henti bahkan menganak sungai cucuran air matanya. Jika saja Cut Nyak Dien masih memegang rencongnya hingga hari ini mungkin ia akan menggunakan Rencongnya tidak lagi untuk menghajar para penjajah, tapi untuk wanita-wanita yang ada di sekelilingnya. Jika saja Perempuan-perempuan kita tidak kehilangan identitasnya, maka sosok Kartini dan Cut Nyak Dien akan mudah kita temukan di sekeliling kita saat ini.

Jika saja perempuan-perempuan kita dapat kita didik untuk dapat seperti Aisyah atau paling tidak Rubiah al Adawiyah tentunya tidak seliar saat ini. jika saja para perempuan kita tahu dan mengerti Ad-Din maka ia tidak akan kebablasan dalam menafsirkan emansi wanita atau tafsir jender. Sekarang kita tidAK  lagi dapat menemukan perempuan yang seperti ibu-ibu kita, nenek-nenek kita, atau apalagi buyut kita. Karena mereka adalah Perempuan model 50 an yang memiliki integritas tinggi dalam menghormati suaminya, ahlaknya, nasionalismenya, amanahnya dan kemampaunnya dalam menempatkan sesuatu. 

Perempuan sekarang lebih pandai memerahkan bibir dan memberi pacar dikuku dari pada memasak dan merawat anak-anak. lebih senang memamerkan kecantikanya dan tubuhnya dari pada Ia masuk dalam majlis-majlis ta'lim ataupun membaca buku-buku.  Perempuan sekarang lebih suka jalan-jalan di Mall dan pasar-pasar dari pada Ia mendidik anak-anaknya dirumah, makanya banyak anak terlahir goblok gara-gara ibunya tidak lagi bisa mengasuh anak. Mereka lebih suka merias diri untuk orang lain bukan lagi untuk suaminya, tetapi malah untuk lelaki lain, Dan parahnya seorang laki-laki juga ikut-ikutan senang dengan hal tersebut. Perempuan bukan lagi perhiasan "prbadi" tapi juga bisa untuk koleksi di lemari rumah orang lain. Perempuan sekarang lebih suka duit dan memanjakan dirinya ditempat remang-ramang dari pada Ia menjaga amanah suaminya. 

Perempuan muda sekarang lebih suka menyalurkan sahwatnya dari pada menata diri sebagai calon Wanita. perempuan muda sekarang lebih suka membuka pakaianya hanya untuk sekadar prastice. dan perempuan muda sekarang tidak tau arti keperawanan lagi. yang mereka tahu adalah mengikuti gaya-gaya popular dari pada budaya tradisional. Mereka sangat bangga dengan itu.

Mari kita lihat pendapat para filsuf dahulu ”Menurut Aristoteles, secara nalar atau akal, perempuan tidaklah diciptakan untuk berfikir luas. Maka realitanya adalah perempuan lebih mengharukan dan lebih pencemburu, lebih suka mengeluh, lebih cenderung marah-marah dan menyerang, penakut, pemalu dan jaga diri, lebih banyak salah kata dan lebih memperdaya. Sehingga ketika itu seorang Yunani mengatakan ”sesungguhnya kita mengawini perempuan hanyalah untuk melahirkan anak-anak kita.”  Dalam pandangan bangsa yahudi tidak jauh dengan perkataan Yunani, bahkan mereka mengatakan ”lebih baik berjalan di belakang harimau dari pada berjalan dibelakang perempuan”. Maka dalam doa sehari-hari orang Yahudi menyebutkkan ”terpujilah engkau Tuhan, yang tidak menciptakan aku sebagai perempuan”. Selanjutnya Thomas Aquinas seorang teolog kristen terkemuka mengatakan ”perempuan sebagai hewan yang tak berjiwa” perempuan adalah hewan yang tidak sempurna dan plin-plan, suka menipu, mudah tergoda nafsunya, mudah tergoda setan sehingga sering menjadi penyihir.

”Entah itu sebuah subordinasi kaum laki-laki ataukah memang kenyataan. Jika kita dapat merefleksikan, pada masa lalu ketika perempuan hanyalah barang komoditi yang dapat diwariskan, budak yang melayani lak-laki, tanpa hak, dan dianggap secon class. Hingga nabi terakhir yang ma’sum mengangkat derajat dan nilai-nilai kaum perempuan. Dari barang warisan menjadi orang yang diwarisi, dari budak menjadi istri, hingga mempunyai hak dan martabat yang sama. Ketika itulah taqwa menjadi dasar pembeda manusia dihadapan Tuhan tiada lagi subordinasi laki-laki dan perempuan. Bahkan derajat perempuan diangkat sangatlah tinggi, hingga ilmu-ilmu tentang fiqh banyak berbicara khusus tentang perempuan. Dan surga pun diletakan dibawah telapak kaki perempuan (ibu). 

"Kini dan Dulu" hanyalah poros perputaran sejarah.  Dan sejarah tidak selamanya bohong, ia akan ada tanpa diminta, ia akan ada meski kita tak mengharapkanya.  Ia tak selamanya benar meski kita telah membenarkanya. Yang jelas adalah identitas peradaban sebuah negeri dapat dilihat dari penghunninya, salah satunya ialah Perempuan. saya pake kata perempuan bukan Wanita karena lebih terhormat menurut saya.  Kenapa perempuan dapat menjadi simbol?? karena perempuan adalah ibu bumi, ialah yang menghidupi ladang-ladang kehidupan, menghidupi para generasi, mentransformasi intasari bumi ketiap generasi. Nah jika sebagai ibu Bumi, ia sudah tidak mampu lagi menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya tunas generasi baru maka tunggulah kehancuran sebuah peradaban.


Pertanyaanya adalah, Masihkah Perempuan kita seperti Ibu bumi?? hanya anda yang tahu jawabanya (Para perempuan). Karena anda terlahir dari rahim perempuan, susu dari tete perempuan, doktrin berfikir dari Perempuan, sampe baju pun dari tangan-tangan perempuan (ibu. red). seperti juga saya.. tapi saya tidak punya naluri perempuan jadi saya tidak mampu menjawabnya.


Doktrin agama telah jelas menempatkan manusia secara proporsional. dalam kasus gender pada dasarnya tidak ada pembedaan sama sekali kemapa harus dipermasalahkan.  mungkin Teks fikih yang masih perlu dikaji menjadi ranah baru kita untuk kembali berani ber ijtihad karena teks fiqh tersebut masih sah untuk kita kritisi.  ranah maskulin vs feminimpun tidak melulu berbicara persamaan derajat tapi seharusnya mampu menempatkan isu tersebut dalam konteks kenegaraan dan peradaban dan nilai-nilai moral. nilai moral menjadi penting bagi perempuan, karena perempuan menjadi isu yang selalu menarik untuk di kaji. Firman Tuhan, teks Fikih, ijma qiyas pun telah banyak menyinggungnya. karena apa? karena perempuan mahluk feminis yang agung sekaligus lemah. agung dalam tanggung jawabnya, sebagai orang pertama yang mengkader generasi, tapi ia lemah dalam kefiminimismenya.

Jumat, 27 Agustus 2010

KAMPUNG LAUT. yang ter ISOlasi yang Termarjinalkan

Perjalanan panjang hampir 4 jam dari pelabuhan penumpang cilacap. kami menyusuri sungai segara Anakan yang luas. tampak hutan bakau yang masih sedikit mengalami kerusakan dan burung endemik hilir mudik hinggap di beberapa ranting mangroove yang ada di sekitar aliran sungai. Tampak juga ditemukan beraneka jenis burung yang mampir untuk sekedar mencari makan di sekitar bakau. burung yang bermigrasi tersebut hanya beberapa saat singgah disitu.

Perjalanan terus dilanjutkan, setelah sekian lama membelah sungai anakan akhirnya kapal bersandar di sebuah perkampungan yang berada di tengah sungai. tampak dua orang ibu-ibu menurunkan hasil belanjanya di kota cilacap. Barang-barang tersebut nantinya akan kembali di jual diwarung-warung miliknya. Barang-barang tersebut berupa kebutuhan pokok sehari-hari. rumah-rumah mereka berada di bibir sungai, tanpak abrasi telah memecahkan beberapa pondasi rumah tersebut. kapal-kapal tua pun bersandar menunggu sang empunya untuk berlayar bersama nya di lautan

kehidupan yang begitu unik dan bersahaja. belum ada listrik dari PLN yang memang tempat yang terisolasi jauh dari peradaban kota. biasanya listrik di hasilkan dengan mengunakan generator atau diesel. tak tampak ada kerisauan di wajah mereka jika sewaktu-waktu air sungai meluap karena sendimentasi sungai segara anakan cilacap ini sudah cukup parah.

setelah beberapa penumpang turun kapal kembali bergerak meyusuri sungai dan membelah riak-riak kecil yang terkadang di iringi dengan lompatan ikan - ikan kecil. nampak kapal berjalan semakin berat dikarenakan kapal melawan arus sungai yang tiba-tiba mengalir sangat deras. pantas saja kapal tepat berada di tengah-tengah pertigaan arus sungai yang bertemu. 
tidak jelas kapan sebenarnya perkampungan kampung laut itu dimulai dan asal muasal perkampungan tersebut. kehidupan masyarakat di sini sebagian besar bergantung pada hasil alam khususnya perikanan. akses yang sulit menyebabkan sarana pendiikan disini sangat minim bahkan terkesan seadanya. walaupun demikian kehidupan mereka sangat bersahaja, saling membantu dan gotong royong antar saudara sekitar masih sangat kental. kesederhanaan kehidupan mereka memang tuntutan karena tidak ada hal yang dapat dijadikan sumber pendapatan lain kecuali hasil dari melaut. 

akhirnya kami tiba di kantor Kecamatan Kampung Laut Klaces. kapal pun bersandar. disitu terlihat bangunan kantor kecamatan yang mengurusi beberapa dusun/desa di kampung laut. Bangunan panggung dengan kayu di bibir sungai agar memudahkan tranportasi. tampak beberapa pejabat kecamatan lalu lalang sedang mengurus administasi entah apa.. 
hening dan damai mataharipun sebentar lagi terbenam. surup bersama terbangya nyamuk-nyamuk yang kian banyak. tampak airpun mulai naik hingga kebatas pondasi bangunan. binatang-binatang mulai keluar dari lubang-lubang persembunyianya. jangkrik mulai berjerit-jerit dan kelelawar mulai berkelebat kesana kemari. hampir rutinitas kehdupan berhenti sejenak untuk menyambut malam. Setelah malam berlalu tanpak beberapa pemuda dan orang tua turun dari kapal jukung membawa lampu petromak. mereka berencana mengadakan pertemuan di tempat tersebut. selanjutnya pun beberapa orang telah berkumpul hingga setengah 11 mereka akhirnya pulang kerumah masing-masing dengan perahu.

sepi pun kembali terasa, seperti tak ada kehidupan. sepi damai dan bersahaja.......
.



Selasa, 24 Agustus 2010

RESPECT FOR NATURE


Respect For Nature
Pemanasan Global Ancam Kehidupan Manusia
Oleh: Ziad Al Mahmudi[1]


Isu perubahan iklim sebagai akibat dari pemanasan global/Global Warming menyangkut our daily life, isu yang akan terjadi sepanjang masa. Dimulai sejak diadakanya Konvensi Perubahan iklim tahun 1992. kemudian berkelanjutan pada tahun 1997 dengan protokol Kyoto yang menghasilkan kesepakatan bagi beberapa negara untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca. Pemanasan Global merupakan gejala meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca (greenhouse) di atmosfer. Kelompok gas rumah kaca diantaranya Karbon Dioksida (CO2), Metana CH4, Dinitro Oksida (N2O), Hidrofluoro Karbon (HFC). Hal ini akan diikuti perubahan iklim seperti meningkatnya curah hujan disebagian belahan bumi dan belahan bumi yang lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan. Beberapa penyebab terjadinya pemanasan global ialah:
1).    Pembakaran bahan bakar fosil, pada tahun 2000 ini menghasilkan tujuh juta metrikton pertahun.
2).    Kebakaran dan kerusakan hutan yang disengaja
3).    Proses dari pertanian, misalnya sawah yang tergenang menghasilkan metana (CH4), pemanfaatan pupuk menghasilkan dinitro oksida (N2O) dan pembakaran sabana serta sisa pertanian.
4).    Peternakan, kotoran yang membusuk akan menghasilkan gas Metana.
5).    Sampah, dari satu ton sampah diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana.
Dampak perubahan iklim akibat Pemanasan Global bagi Indonesia yang sekarang sudah mulai terasa,diantaranya ialah:
a)      Peningkatan suhu udara 0,3 derajat sejak tahun 1990
b)      Perubahan musim dan pola hujan yang tidak menentu.
c)      Naiknya air laut yang mengakibatkan garis pantai akan mundur lebih dari 60 cm kearah darat, beberapa pulau kecil akan hilang, ekosistem hutan bakau rusak, terjadinya perbedaan pasang dan surut dibeberapa aliran sungai.
d)      Terjadi pemutihan dan penurunan karang, dan terjadi migrasi pada ikan tertentu kedaerah yang lain.
e)      Matinya flora dan fauna karena tidak mampu beradaptasi.
f)        Terjadi keterlambatan masa tanam dan panen, ancaman kelaparan.
g)      Meningkatnya frekuensi penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah.
Disamping itu akibat dari pemanasan Global ialah berkurangnya jumlah es, dibagian Greenland dan Antartika terjadi penipisan lapisan glestser 1.2 mm pertahun sejak tahun 1993-2003. Di Bumi Bagian Utara, terjadi penipisan 2% perdekade sejak tahun 1966. sedangkan diwilayah Arktik terjadi penipisan 2,7% perdekade. Akibatnya ialah telah terjadi peningkatan air laut 0,77 mm pertahun sejak 1991-2004 dan Indonesia diramalkan akan kehilangan 2000 pulau pada tahun 2030.
Indonesia sebenarnya berharap banyak pada Hutan. Pada pertemuan COP 13 di Nusa Dua, Bali Indonesia menginginkan adanya Climat Justice, yaitu perlakuan adil secara kolektif dalam komitmen penurunan emisi karbon ditingkat global, yang diprakarsai oleh WALHI. Maka lahirlah istilah Perdagangan Karbon yang merupakan usaha dana untuk emisi karbon dengan konversi hutan. Menag LH Rahmat witoelar menginginkan  penghutanan kawasan kosong , karena satu hektar berpotensi menyerap 50-200 ton karbon. Dan untuk memperoleh dana global membutuhkan 88 juta hektar. Karena pentingnya penyelamatan hutan maka harus ada moratorium jeda tebang, investasi kebutuhan industri kehutanan, dan Restorasi atau pemulihan ekosistem dengan lebih transparan dan melibatkan rakyat.
Memulai dari diri kita, karena usaha yang mendasar adalah dengan meninggkatkan kesadaran diri dan kepedulian terhadap lingkungan, mempunyai rasa diri (sense of self). Paradigma alam dan isinya yang hanyalah sekedar benda atau alat pemuas kebutuhan dan kepentingan manusia yang dapat kita eksploitasi sekehendak kita (antroposentris) haruslah dirubah. Alam ini berhak untuk hidup layak dan tidak ada pemisahan antara alam dan manusia. seharusnya manusia yang egosentris memberlakukan alam ini dengan arif dan konservatif. Karena alam ini sebagai satuan ekosistem yang harus kita jaga. Karena alam mempunyai nilai terhadap diri kita.
Semoga Bumi yang kian memanas ini. Akan kembali hijau. semoga ecocide /kehancuran lingkungan. akan hilang. Meminjam bahasa Cak Nun, Indonesia adalah dunia ijo royo-royo, dunia yang seakan memperoleh bocoran keindahan surga dan cipratanya mengenai kita semua. Untuk itu kita perlu:
1)      Tidak membuang sampah tapi mengurangi produksi sampah pribadi.
2)      Menghemat air, listrik dan BBM karena stok SDA kita kian terbatas sementara kebutuhan kita tanpa mengenal batas.
3)      Daur ulang sampah (reduce, reuse, recycle) pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang
4)      Mengurangi konsumsi kayu hutan untuk kertas, tetapi memaksimalkan kertas daur ulang untuk meminimalisir penebangan kayu hutan. (dimulai dari akademisi) 
5)      Hindari penggunaan plastik (dimulai dari pusat perbelanjaan dan rumah tangga)
6)      Budayakan menanam bukan menebang pohon dimulai dari usia dini
7)      Gunakan produk lokal yang ramah lingkungan dan hindari barang kimiawi
8)      Politik ramah lingkungan untuk penyelamatan tanah hutan kita, sumber air kita dari eksploitasi kapitalisme, tanah adat dan ulayat dari industrialisasi
9)      Back to nature
semoga dunia ijo royo-royo yang kita ingikan, dunia yang seakan memperoleh bocoran keindahan surga dan cipratanya mengenai kita. Benar-benar menjadi kenyataan bukan lagi hanya wacana diatas kertas
Pepatah suku AMUNGME, timika timur, Irian Jaya: “Te Aro Neweak Lako” (alam adalah aku)

Satu Bumi Satu Keluarga Satu Dalam Diri Kami


[1] Disampaikan pada lokakarya Peduli Lingkungan Hidup dengan tema Global Warming dan penanggulanganya. Diadakan oleh KMPA IGHOPALA, IAIG Cilacap

PENGANTAR SEBUAH RENUNGAN (ALAM)

Pernahkah kita berfikir..... 
Berapa banyak batangan pohon yang telah kita ambil? Sebandingkah itu semua dengan seberapa banyak pohon yang kita tanam selama kita hidup??
Pernahkah kita mengingat-ingat....! 
Berapa ratus kali kita membuang-buang sampah...dijalan”, disungai”, dirawa”, dihutan. dan ingatkah Berapakali kita membuang sampah ditong sampah??
Berapa kalikah kita mengingatnya...!
Sebandingkah dengan berapa kali kita memungut-mungut sampah yang berserakan? 
Sebandingkah dengan kepedulian kita. 
TernyataWaktu kita sudah terlalu panjang untuk melewatkan ini semua...
Berapa kalikah kita membuang-buang air....!
Berapa kalikah kita mengotori sungai, dan berapa puluh galon kah air yang kita buang setiap hari....? Sebandingkan dengan kepedulian kita. Pernahkah kita menyesali sesuatu hal yang memang sepatutnya kita sesali..?
PERNAHKAH KITA MENGINGAT ITU SEMUA....................?????   

Rabu, 04 Agustus 2010

POLITIK HUKUM INDONESIA “GLOBALISME DAN PRIVATISASI AIR DI INDONESIA” Oleh: Ziad Al Mahmudi.(NPA:FPA.IX.05.0105)



A. LATAR BELAKANG MASALAH

Satjipto Rahardjo memberikan devinisi tentang Politik Hukum adalah, aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan dan cara – cara yang hendak dipakai untuk mencapai tujuan hukum dalam masyarakat. Sedangkan Padmo Wahjono disitir oleh Kotam Y. Stefanus mengemukakan Politik Hukum adalah kebijaksanaan penyelenggara Negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu (menjadikan sesuatu sebagai Hukum). Kebijaksanaan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hukum dan penerapannya. Indonesia pada dasarnya menganut pada konsep Negara hukum material yang tidak hanya menegakan hukum (undang-undang), tetapi juga menegakan keadilan berdasarkan pancasila sebagai the rule of law. .
UU No.7 tahun 2004 (pasal 9) tentang Sumber Daya Air, menyebutkan: “Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha dengan izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya”. Hal Ini dapat dipahami sebagai sarana privatisasi dan komersialisasi sektor air. Sehingga akan memberikan peluang hak guna air tersebut kepada perseorangan, badan usaha baik swasta maupun asing.
Dengan adanya hak guna air tersebut akan ada penguasaan terhadap air, kapitalisme, kemiskinan yang terstruktur dan rusaknya lingkungan hidup secara terstruktur. Penguasaan atas air akan menarik garis tegas antara yang memiliki dan yang tidak memiliki air sebagai dasar pembentukan pasar melalui perhitungan permintaan dan penawaran. Intinya adalah privatisasi merupkan solusi yang irasional. Hal inilah yang dikatakan Sonny Keraf sebagai faham manusia antroposentris, menganggap manusia sebagai sumber atau pusat dari system alam. Karena kepentingan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas inilah segala yang ada dibumi dianggap berhak untuk dieksploitasi sehingga terjadilah deep ecology (kerusakan Lingkungan). Sementara UU No. 11 tahun 1974 memberikan perlindungan hukum atas air (pasal 13) ayat 1 yang menyebutkan “Air, sumber-sumber air beserta bangunan-bangunan harus dilindungi dan diamankan, dipertahankan dan dijaga kelestarianya” .
Permasalahan selanjutnya adalah politik hukum yang berkembang di Indonesia khususnya Undang-Undang Sumber Daya Air ini bersifat konservatif, bukan aspiratif. Artinya politik hukum yang dipakai, mempunyai visi politik kekuasaan yang tidak aspiratif kepada kepentingan masyarakat. Justru ditengarai oleh adanya liberalisme yang menyusup kedalam penyusunan Undang-Undang tersebut. Disamping itu ada kejomplangan atau pertentangan antara UU No.7/2004, dengan UUD 45 pasal 33 ayat 3 dan UU No 11/1974 tentang pengairan.
Air adalah sesuatu yang sulit untuk disubtitusi. Air tetap saja memiliki tempat tertentu dalam siklus human needs, yang sulit untuk terganti. Air merupakan sesuatu yang vital bagi kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan akan air, adalah pemenuhan terhadap kebutuhan dasar untuk keberlangsungan hidup manusia, dan karena kebutuhan dasar merupakan Hak Asasi Manusia, maka pemenuhan kebutuhan akan air adalah pemenuhan atas hak asasi manusia.
Kesadaran akan hal ini, sejak awal telah diadopsi dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang keberadaanya dijamin konstitusi, yakni pada pasal 33 UUD 1945, ayat 3 yang berbunyi: "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat". Dengan kata lain, sejak awal telah disadari perlunya penyediaan kebutuhan dasar, termasuk air, dijamin dalam konstitusi negara Indonesia, sebagai sebuah kontrak sosial antara pemerintah dan warganegara.
Air bukanlah komoditas yang dapat tumbuh dan berkembang, ia tidak sama dengan komoditas kekayaan yang lain. Sifatnya yang terbatas menjadikan air menjadi komoditi yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Seharusnya pula manusia dapat menempatkan posisinya secara proporsional dan menyadari lingkungan (air) yang diciptakan, dapat didayagunakan dengan arif dan konservatif. 

B. Air Bagian Dari HAM
Air yang merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia yang mengandung suatu nilai universal, dimana kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang tidak boleh dilimitasi, dieleminir sebagian dan atau seluruhnya, hal kebutuhan tersebut juga sudah menjadi hak konstitusional setiap warga negara, yang bisa dirtikan bahwa keberadaan air bagi rakyat banyak tidak bisa lagi di dalam pemenuhannya tergantung pada Undang-undang atau Peraturan Pemerintahan yang berlaku di sebuah Negara, misalkan dibatasi dengan keberadaan oleh adanya UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA).
Apalagi air yang merupakan suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat, serta merupakan suatu elemen yang terpenting bagi kelangsungan kehidupan manusia, suadah merupakan keharusan mendapatkan suatu proteksi yang memadahi bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan umat manusia. Dalam perspektif konsep hak asasi manusia (HAM) yang berlaku secara universal, di dalam keterkaitan hubungannya negara dengan warganya, dalam hal ini rakyat yang berkedudukan sebagai pemegang hak (right holder), kemudian di sisi lain negara berkedudukan sebagai pengemban kewajiban (duty holder) mengandung imperatif. Dan kemudian dimana kewajiban negara yang mendasar seharusnya adalah melindungi (proteksi) dan menjamin hak asasi warganya (rakyat), dalam hal itu dimana salah satunya adalah hak atas air – mengupayakan pemenuhan secara positip atau menjamin akses rakyat atas air yang sehat untuk segala kebutuhannya mulai dari urusan rumah tangga, urusan irigasi, urusan produksi lainnya.
Dengan demikian keberadaan air lebih dari sekadar cuma barang konsumsi; sebab air adalah barang sosial yang artinya rakyat disini bukan sekedar berkedudukan sebagai konsumen an sich, melainkan rakyat didudukkan lebih sebagai pemilik hak. Maka dengan sendirinya upaya apapun dari pihak negara ataupun kekuatan di luar negara untuk memperlakukan air sebagai barang komoditi ekonomik “harus kita tolak”.
Bahwasanya air merupakan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak harus menjadi tanggung-jawab pemerintah. Dan dengan demikian juga, bilamana pemerintah tidak sanggup mengelola perusahaan penyedia air untuk rakyat sebagaimana telah diamanatkan di dalam konstitusi maka sebenarnya yang harus diubah adalah cara-cara pengelolaannya bukan menjualnya ke pihak mitra strategis asing.

C. Islam dan lingkungan Hidup
Menurut An Nabhany dalam kitab An-Nidzam Al-Iqtishadiy Fiil Islam, kepemilikan umum adalah izin as Syari’ (Allah SWT) kepada suatu komunitas untuk sama-sama memanfaatkan benda. Sedangkan benda-benda yang termasuk dalam kategori kepemilikan umum adalah benda-benda yang dinyatakan oleh as Syari’ bahwa benda-benda tersebut adalah untuk suatu komunitas, dimana mereka masing-masing saling membutuhkan dan melarang benda tersebut dikuasai hanya oleh seseorang atau sekelompok kecil orang. Pengertian ini didasarkan dari hadits nabi SAW : “Manusia itu berserikat dalam tiga perkara, yaitu: air, padang rumput dan api (BBM, gas, listrik, dsb)”(HR. Abu Dawud)
Dari pengertian di atas, jelas bahwa Allah SWT telah menjadikan air untuk manusia (milik umum). Semua air yang ada di sungai, danau, laut ataupun air tanah yang berasal dari hujan bukanlah ciptaan manusia, melainkan ciptaan Allah. Air tersebut dapat langsung dipergunakan oleh manusia. Tugas manusia hanyalah membersihkan air, meningkatkan kualitasnya, melestarikan keberadaannya dan mendistribusikannya. Karena itu, air merupakan bahan baku yang diperuntukkan bagi manusia semuanya.
Karena air merupakan milik umum, sejatinya masyarakat memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan air yang memang merupakan bagian dari miliknya secara kolektif. Atas dasar paradigma inilah Islam menetapkan negara – yang mewakili rakyat – mengatur produksi dan distribusi air tersebut untuk rakyat. Negara tidak boleh memungut harga dari rakyat, karena air itu merupakan milik umum. Negara hanya boleh memungut tarif sebagai kompensasi produksi dan distribusi barang-barang tersebut, bukan untuk mengeruk keuntungan dari rakyat.
Sumber daya air mempunyai daya regenerasi dan asimiliasi yang terbatas, selama eksploitasi masih dibawah batas asimiliasi dan regenerasi maka akan dapat digunakan secara lestari. Tetapi jika telah melampaui maka, sumber daya itu akan mengalami kerusakan dan akan mengalami gangguan . Disamping itu air adalah penopang kehidupan manusia dan mahluk hidup lainya. Dalam sebuah ayat Al Qur’an ditegaskan:
Artinya: Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (QS. Al Anbiyaa: 30).
Artinya: Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu kami jadikan air itu menetap di bumi. (al Mu’minun: 18)
Melihat pada Kaidah-Kaidah Fiqh “Menolak Kemudaratan Lebih Utama Daripada Meraih Kemaslahatan ” akan jauh panggang dari api. Kebijakan pemerintah haruslah berorientasi pada kemaslahatan umat bukan mengikuti nafsunya keinginan keluarga atau kelompoknya. Hal ini sesuai dengan kaidah: “Kebijakan Seorang Pemimpin Terhadap Rakyatnya Bergantung Pada Kemaslahatan”.
Sebagai contoh, akibat dari privatisasi air menyebabkan lebih dari 9.000 KK di Serang Banten terancam kekurangan air baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk lahan sawah akibat dari pembangunan pembangunan pabrik air Danone. 100 hektar sawah yang subur di Padaricang untuk kemudian dikonversi menjadi sumur arthesis penghasil air. Akibatnya petani protes, dan kegiatan penyedotan air dihentikan pada September 2008.
Contoh lainnya adalah swastanisasi PAM DKI jaya yang justru menimbulkan banyak polemik. Mengeringnya beberapa daerah aliran sungai (DAS). Dari 470 DAS di seluruh Indonesia, dengan luasan area 3 juta hektar, pada 2008 sebanyak 64 DAS atau seluas 2,7 hektar berada dalam kondisi sangat kritis. Diprediksi, angka ini terus meningkat setiap tahun jika eksploitasi sumberdaya air terus berlangsung. .
Aplikasi atas UU No 7/2004 mengakibatkan komersialisasi atas air sebagai komoditas ekonomi akan lebih menonjol ketimbang nilai sosialnya (kemaslahatan). Sehingga masyarakat yang dicita-citakan oleh Undang-undang Dasar 1945 (dass sein) sebagai masyarakat yang adil makmur (welfare state) dalam kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan masalah pokok sepanjang sejarah akan sulit tercapai .


Daftar Pustaka

A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan, (Jakarta: Kompas, 2002)
A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2006)
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen kehakiman RI, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Moh. Mahfud.MD, Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Yogyakarta: Gama Media, 1999).
Mujiono Abdillah, FIKIH LINGKUNGAN: Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2005).
Yusuf Al Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2002).
http://unisri.ac.id/anita/wp-content/uploads/2009/03/ringk-pol-huk.doc. diakses pada 12 Desember 2009
http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/menggugat-penjajahan-sumberdaya-air-dengan-modus-privatisasi.htm
Pembangunan Hukum dalam Perspektif Politik Hukum Nasional, editor Artidjo Alkostar dan Sholeh Amin, (Jakarta: Rajawali Press, 1896)


Minggu, 01 Agustus 2010

LOYAL APA Royale..

 
Ilustrasi tentang sebuah loyalitas dan kecintaan memang sulit diciptakan jika kepentigan belum dapat diterjemahkan pada konteks yang paling objektif. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk malakukan hal-hal yang persuasif dalam kehidupan apapun. Jika karakter building belum dapat diciptakan maka kita perlu menggenjot dengan cara yang persuasif pula. Hal ini agar kita tidak hanya melakukan reproduksi atau selalu melakukan imitasi tanpa berpikir yang lebih kontruktif.
Perlu paradigma baru dalam hal wacana keilmuan yang lebih luas, agar rand map  dapat dilewati dengan kecerdasan kita dalam melakukan orientasi dan pemahaman akan kelongaran berfikir.
Peranan seorang pemegang kekuasaan, dalam falsafah kontemporer tidak hanya melulu melakukan hal-hal yang bersifat klasik (instruktif dan koordinatif) tapi juga In Action. Atau kita tidak akan mampu memberikan nilai lebih pada bawahan. Daullah yang dibangunpun  harus berisi orang-orang yang punya intuisi dan integritas yang tinggi. Serta berkemampuan dalam mengelola konflik menjadi penyemaian yang subur bagi sebuah kedewasaan. Ini justru yang terpenting, pola pikir yang clasical harus dirombak dengan pola pikir yang lebih kritis dan mempunyai nilai bagi kontruksi pemikiran yang ada.
Integritas seseorang terlihat pada cara ia memandang sebuah masalah atau isu. Dengan objejktif dan luas. jika Hal ini dibaca dengan kaca mata yang lebih lebar dan dari sudut pandang yang berbeda. Orang yang cenderung menyalahkan orang lain adalah sakit dalam ilmu psikolkogi. Karena ia tidak mampu mengkolabiorasikan intuisi dengan daya pikir dan pola tingkah lakunya. Jika kita mengalami dehumanisasi maka kitapun akan kehilangan “wibawa”, karena humanisasi adalah trend untuk melancarkan sebuah aksi dan ide. Bukan lagi hanya sebagai alat untuk bertukar pikiran.
Dalam akar bawah (basis akar rumput) harus dapat mewujudkan bersama apa yang menjadi cita-cita. Bukan selalu menjadi penonton dan orang yang dibelakang. Akar rumput harus berada pada garda yang paling depan. Karena basis akar rumput merupakan objek yang akan selalu dilihat, dielus, diemong, bahkan ditampar. Akar rumput harus dapat menempatkan pada posisi “melayani” daulah. Bahkan akar rumput adalah objek penyemaian bagi konflik yang tujuanya adalah pembentukan Karakter buildings.
Income dari sebuah harga loyalitas tidak akan dapat dilihat, tetapi akan dapat dirasakan dalam setiap ruang. Income dari sebuah loyalitas adalah integritas diri. Dalam dunia kontemporer kita terlalu egois jika masih memakai cara berfikir konvensional, tradisional dan rasanya tidak ngeh gitu. Karena apa? Kita harus dapat menempatkan posisi kita secara profesional, dimana, pada waktu apa, dan dengan siapa?. Kita tidak bisa menyamakan ketika disebuah intitusi kemudian disamakan dengan keadaan ketika kita berada dirumah kita, lingkungan kita, atau sosial masyarakat kita. Jika kita dirumah, kita adalah orang yang dianggap “terhormat” karena “warisan” nenek moyang, atau orang yang justru termarjinalkan. Belum tentu pada dunia lain ia akan demikian. Karena, dunia dimana kita berada, dia yang akan membaca diri kita, bagaimana diri kita menciptakan diri kita sendiri disitulah dunia akan menilai. Jadi kita harus dapat menghilangkan nilai transformatif tradisional kepada nilai yang terbuka bagi siapa saja untuk melihat kita. Ini loh saya.. tanpa ada embel-embel warisan atau titah nenek moyang.
Saya akan mencoba menuliskan apa yang di tulis Ahmad Dahlan. Bahwa nilai progresifitas berasal dari nilai kita berfikir kontruktif, transformatif, dan imajinatif. Seseorang akan progres jika daya imajinasi ia kuat, kemudian ia transformasikan dalam bentuk tindakan. Ini sejalan dengan gagasan politik Gramchi bahwa mahasiswa adalah organic intellectual.
Kemudian saya teringat akan kata-kata seorang filsuf Yunani. Entah siapa namanya. Saya lupa. Pada dasarnya manusia tidak dapat menciptakan sebuah daya,energi atau atom. Tetapi manusia bisa mengembangkan dari satu partikel atom tersebut, yang kemudian dikembangkan menjadi ribuan sel atom. Intinya adalah. Kun fayakun adalah hanya milik Tuhan. Tetapi manusia dengan daya kreatifitas otak kiri dan kanannya dapat mengembangkan dari satu kun fayakun menjadi ribuan nilai kun fayakun.
Kembali keatas.. Daulah terbangun, pada dasarnya dari sebuah paradigma dari penghuni daulah tersebut. Bukan orang lain atau bahkan Jengis Khan pembuat kanal darah ditimur tengah. Jika paradigma “orang dalam” masih memakai kaca mata kuda, maka yang terlihat hanyalah pantatnya, ekornya, atau hanya giginya. +la wong sekarang zamanya reformasi ko masih make OrLa, alias orde lama. Sekarang orang sudah pake lampu blitz ko kita masih pake teplok. Jelas akan kelihatan runyam-runyam, bahkan bayangan sendiripun akan terlihat seperti hantu ngesot.
Pertama yang harus kita lakukan adalah, penguatan akar rumput. Banyak bedah buku, kitab, diskusikan dengan panellis. penguatan wacana kontemporer, tumpahkan kreatifitas dalam wadah (itu hanya contoh:pikir dewweek). Kemudian aduk untuk menjadi kue. Tidak setengah-setengah intine.
Kedua Road Map, petakan jalan organisasi ke satu arah. Untuk satu periode, kita perlu prioritaskan dengan matang-matang bidikan yang akan kita sentuh. Bukan hanya menjadi seremonial, tapi konstruksional. Dan orang yang memegang sistem harus sadar.
Katiga pergunakan isu sebagai Rekayasa Sosial, ingat kita perlu isu yang kontruktif dan semua isu akan kontruktif bagi mereka yang dapat mengelolanya. Jangan pake isu murahan, dan kita besar-besarkan sesuatu yang sesungguhnya kecil.
Organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia. Bukankah pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem, struktur dan kultur  tertentu ? Nah, agar organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif,  organisasi mesti mempunyai tradisi sebagai organisasi pembelajaran (learning organization) dan mempunyai  kemampuan untuk mengelola pengetahuan (knowledge management) dengan baik. 
Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. 
 

Huru Hara


Dalam sebuah kelompok maupun individu Integritas seseorang terlihat pada cara ia memandang sebuah masalah atau isuatau konflik Dengan objektif dan luas. jika Hal ini dibaca dengan kaca mata yang lebih lebar dan dari sudut pandang yang berbeda. Maka kita akan melihat yang namanya warna dari sebuah perbedaan, konflik, dan perdebatan kepentingan. Orang yang cenderung menyalahkan orang lain adalah sakit dalam ilmu psikologi. Karena ia tidak mampu mengkolabiorasikan intuisi dengan daya pikir dan pola tingkah lakunya. Jika kita mengalami dehumanisasi maka kitapun akan kehilangan “wibawa”, karena humanisasi adalah trend untuk melancarkan sebuah aksi dan ide. Bukan lagi hanya sebagai alat untuk bertukar pikiran.


Dalam akar bawah (basis akar rumput) harus dapat mewujudkan bersama apa yang menjadi cita-cita. Bukan selalu menjadi penonton dan orang yang dibelakang. Akar rumput harus berada pada garda yang paling depan. Karena basis akar rumput merupakan objek yang akan selalu dilihat, dielus, diemong, bahkan ditampar. Akar rumput harus dapat menempatkan pada posisi “melayani” daulah. Bahkan akar rumput adalah objek penyemaian bagi konflik yang tujuanya adalah pembentukan Karakter buildings.


Income dari sebuah harga loyalitas tidak akan dapat dilihat, tetapi akan dapat dirasakan dalam setiap ruang. Income dari sebuah loyalitas adalah integritas diri. Dalam dunia kontemporer kita terlalu egois jika masih memakai cara berfikir konvensional, tradisional dan rasanya tidak ngeh gitu. Karena apa? Rotasi bumi harus terus diputar dan kita, harus dapat menempatkan posisi kita secara profesional, dimana, pada waktu apa, dan dengan siapa?. Kita tidak bisa menyamakan ketika disebuah intitusi kemudian disamakan dengan keadaan ketika kita berada dirumah kita, lingkungan kita, atau sosial masyarakat kita. Jika kita dirumah, kita adalah orang yang dianggap “terhormat” karena “warisan” nenek moyang, atau orang yang justru termarjinalkan. Belum tentu pada dunia lain ia akan demikian. Karena, dunia dimana kita berada, dia yang akan membaca diri kita, bagaimana diri kita menciptakan diri kita sendiri disitulah dunia akan menilai. Jadi kita harus dapat menghilangkan nilai transformatif tradisional kepada nilai yang terbuka bagi siapa saja untuk melihat kita. Ini loh saya.. tanpa ada embel-embel warisan atau titah nenek moyang.

Saya akan mencoba menuliskan apa yang di tulis Ahmad Dahlan. Bahwa nilai progresifitas berasal dari nilai kita berfikir kontruktif, transformatif, dan imajinatif. Seseorang akan progres jika daya imajinasi ia kuat, kemudian ia transformasikan dalam bentuk tindakan. Ini sejalan dengan gagasan politik Gramchi bahwa mahasiswa adalah organic intellectual.

Kemudian saya teringat akan kata-kata seorang filsuf Yunani. Entah siapa namanya. Saya lupa. Pada dasarnya manusia tidak dapat menciptakan sebuah daya,energi atau atom. Tetapi manusia bisa mengembangkan dari satu partikel atom tersebut, yang kemudian dikembangkan menjadi ribuan sel atom. Intinya adalah. Kun fayakun adalah hanya milik Tuhan. Tetapi manusia dengan daya kreatifitas otak kirinya dapat mengembangkan dari satu kun fayakun menjadi ribuan nilai kun fayakun.


Kembali keatas.. Daulah terbangun, pada dasarnya dari sebuah paradigma dari penghuni daulah tersebut. Bukan orang lain atau bahkan Jengis Khan pembuat kanal darah ditimur tengah. Jika paradigma “orang dalam” masih memakai kaca mata kuda, maka yang terlihat hanyalah pantatnya, ekornya, atau hanya giginya. +la wong sekarang zamanya reformasi ko masih make OrLa, alias orde lama. Sekarang orang sudah pake lampu blitz ko kita masih pake teplok. Jelas akan kelihatan runyam-runyam, bahkan bayangan sendiripun akan terlihat seperti hantu ngesot.


Pertama yang harus kita lakukan adalah, penguatan akar rumput. Banyak bedah buku, kitab, diskusikan dengan panellis. penguatan wacana kontemporer, tumpahkan kreatifitas dalam wadah (itu hanya contoh:pikir dewweek). Kemudian aduk untuk menjadi kue. Tidak setengah-setengah intine.


Kedua Road Map, petakan jalan organisasi ke satu arah. Untuk satu periode, kita perlu prioritaskan dengan matang-matang bidikan yang akan kita sentuh. Bukan hanya menjadi seremonial, tapi konstruksional. Dan orang yang memegang sistem harus sadar.


Katiga pergunakan isu sebagai Rekayasa Sosial, ingat kita perlu isu yang kontruktif dan semua isu akan kontruktif bagi mereka yang dapat mengelolanya. Jangan pake isu murahan, dan kita besar-besarkan sesuatu yang sesungguhnya kecil. Dzolim.kwe


Keempat gunakan analisi SWOT (Streigh/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Oportunity/Peluang, Treat/ancaman) 
HATI-HATI  dengan "BAD SENIOR = BAD BOSS"

AKU HANYA MANUSIA BIASA

aku mohon kembalikan padaku......

jika dia telah mematikan hatinya untukku
aku ingin melihatnya
aku ingin mendengarnya....  

Slamet Mount 06

5 VULCANO

Saat itu kaki kami telah jauh melangkah, terseok-seok penuh dengan cucuran keringat. serasa semakin dingin karena kabut yang turun semakin tebal menutup jalur pendakian kami. Saat itulah adrenalin kami dipacu untuk sampaipada sebuah puncak, puncuk gunung, puncukyang menurut sebagian orang adalah sesuatu yang sia-sia untuk dilakukan. Kegunung berarti mati muda sia-sia. Padahal disanalah kami merasakan kelembutan dan kehangatan dibalik ganas dan tingginya gunung, disanalah kami belajar menghargai hidup, disanalah kami menghargai kebersamaan, dan disanalah kami belajar sebuah perjuangan. Dialam bebas yang membelantara itu telah menciptakan kami menjadi seseorang yang kuat dan menjadi seorang fighter, bukan menjadi manusia manja dan senang memanjakan diri. Dari gunung tinggi itulah kami belajar menghargai takdir dan alam ini.
Disaat tenaga kami telah terkuras oleh keindahan ciptaan tuhan, yang membelantara, yang tanpa batas, yang dingin, dan yang ganas. Ditempat tinggi yang bersahaja lagi teduh itu, kami harus terus berjalan mendaki lereng dan bukit yang semakin terjal terlihat tanpa akhir, semakin jauh kami berjalan semakin berat medan yang harus kami lalui. Sungguh hutan yang rimbun lagi sepi. hanya suara binatang kecil dan lutung yang dapat kami dengar, sesekali kicauan burunpun terdengar sayup-sayup dari balik rerimbunan rumput yang menjulang tinggi dan berakar kuat. Menancap kebumi menyimpan ribuan galon buliran air. Kemudian mengalirkanya ketepaian sungai, meresap kedalam sumur-sumur, sawah dan rawa-rawa. Sehingga setiap mahluk hidup lainya dapat hidup penuh dengan kemakmuran. Seperti itulah sang pendaki, seperti rumput yang menjulang tinggi dan menancap kuat kebumi. Memberi nilai untuk lainya.
Sampailah kami di pos 4 pada pukul 17.00. Setelah kami berjalan lebih dari 5 jam dari pos 1 pendakian. Yang dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak yang masih terlihat landai dan penuh dengan pohon Damar yang gagah menjulang tinggi. Pohon-pohon damar itu penuh sadapan disetiap batang pohonya. Para penduduk sekitar menyadap dan mendapatkan upah sebagai alternatif untuk melanjutkan hidup. Jalan yang berkelok dan menanjak mulai kami lewati, setelah pos pertama. Sampailah di pos dua yang mempunyai selter yang cukup lebar. Sayangnya disitu terkenal angker penuh dedemit. Konon ceritanya dihutan itu adalah tempat pembantaian anak negeri pada jaman belanda hingga kasus DI TII, disebelah timur dulunya terdapat lapangan yang luas. tapi sekarang tempat itu telah berubah menajdi hutan belantara dan pohon Damar yang usianya sudah cukup tua. Dipos dua terdapat mata air yang cukup dekat dari shelter. Sehingga pendaki biasanya mengisi perbekalan air disitu untuk perbekalan sampai diplawangan baturaden. Mata Airnya cukup kecil tapi tidak pernah berhenti mengalir, hal ini dikarenakan vegetasi tumbuhan diwilayah tersebut masihlah terjaga, hingga bebatuan disitupun cukuplah licin. sudah dapat dipasstikan siapa yang mengijakan kakinya disitu, pantat harus siap untuk mencium sang batu kali yang cukup licin.
Setelah Raja dan Edi mengambil perbekalan air secukupnya, mereka mengisi perut dengan sepotong roti ditambah satu sendok selai kacang, satu mangkuk mie instan dan segelas susu coklat, cukup untuk menopang tenaga mereka sampai di pos 4.
Pergerakan akhirnya kembali dilanjutkan. Jalur yang dilewati mulai menanjak dan rimbun. Lumut-lumut pohon bergelantungan dan menjalar kesana kemari. Hal ini menunjukan bahwa usia hutan itu cukuplah tua, vegetasi disitupun semakin beraneka ragam, bahkan keeksotisan bunga liar mekar tanpa ada yang menjamah akan dapat dijumpai diantara gelondongan pohon yang tumbang. Lumut yang mengikuti alur angin, sehingga mirip stalaktit yang tumbuh didalam gua. Kawasan hutan heterogen ini memanjakan perjalanan kami, sehingga nafas yang berat tidak terasa serasa tak terbayarkan. Kami berjalan disebuah punggungan, sementara dikanan kiri terlihatlah lembahan yang cukup curam. Kami persis berjalan diantara lembahan, sesekali naik punggungan yang sempurna tanpa membuat pecahan dan Punggungan baru. Karena memang kontur peta dijalur ini cukup rapat dan melengkung membentuk huruf V,
Sesekali kabut turun menyelimuti jalur. Hos hos.. terdengar suara nafas mereka yang terpenggal-penggal. Seakan carier yang berada dipundak mereka bertambah bebanya hingga membuat perjalanan serasa makin berat. Beberapa kali mereka harus merangkak karena terdapat pohon tumbang yang menghadang ditengah-tengah jalur, ataupun mereka harus melewati jalur tikus yang cukup panjang membentuk lorong seperti gua. Sengaja jalur ini tidak dibuka untuk menambah keeksotisan jalur pendakian ini.
Sejenak mereka istirahat untuk kembali mengatur nafas dan sekedar meluruskan kaki-kaki mereka. Mata mereka tidak pernah diam jelalatan menelisik setiap inci yang ada didepan mereka. Perjalananpun tidak terasa melelahkan karena mereka selalu menemukan cara baru agar mereka tidak bosan disetiap perjalanan. Sementara Raja sebagai guide harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada kawan-kawan mereka. Sekaligus bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Cuaca sepanjang pendakian tidaklah menentuk, terkadang kabut turun sangat tebal, tiba-tiba panas, dan tiba-tibapun turun hujan dan petir. Itulah alam yang tidak pernah dapat ditaklukan. Untunglah mereka sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, sehingga kesalahan dalam pendakian dapat dikurangi. Alam tidak pernah mengajarkan kepada kita untuk bertindak bodoh dengan melawanya dengan kenekatan tanpa safety prosedur. Alam liar tidak akan dapat ditaklukan, kita hanya mengimbanginya dengan mempersiapkan segalanya dengan matang.
Matahari telah malu-malu bercahaya menembus putih tebal sang kabut. Jalur baturaden adalah jalur yang masih jarang digunakan pendaki. Karena jalur resmi berada di jalur Bambangan masuk daerah Mratin Purbalingga. Karena waktu telah sore dan perjalanan tidak mungkin dilanjutkan dimalam hari karena terlalu banyak resiko dan salah jalur hingga tersesat maka pergerakan dihentikan. Dan bermalam dishelter pos 4.
Setelah kami memBuka dome dan membongkar seluruh packingan karier, dan menemukan sebuah shellter yang cukup luas untuk memasang tenda. Kamipun berbagi tugas. Semua bekerja sesuai dengan koridor yang telah ditentukan. Setalah semuanya selesai, dimulai dari perapian sebatas untuk mengusir binatang buas dan penghangat, flysheet antisipasi jika hujan, sleping bag yang sudah tertata rapi, dan juga menu makan yang standar karbohidratnya pas untuk dikonsumsi. Sampailah pada waktu istrihat itu yang kita tunggu.
Si Edi lelaki berkulit gelap, berambut keribo dari lombok yang selalu cuap-cuap dengan logat khasnya membuat rame suasana. Sigura dari lombok, perempuan imut, dia adalah satu-satunya perempuan yang ikut pendakian ini. Budi lelaki pendiam sekaligus misterius dan rizal sosok anak muda yang agresif semuanya dari Gpr Unram sengaja mereka kesini untuk mendaki keagungan gunung Selamet, dengan ketinggian diatas 3000 meter diatas permukaan laut. Gunung slamet adalah gunung berapi aktif yang terkadang masih mengeluarkan magma dan belerang mematikan. Maka setiap pendaki jika ingin melintasi dua jalur yang melewati area kawah keluarnya belerang harus faham betul kapan belerang muncul dan menguap, sehingga kerongkongan tidak akan berasa kering, mual-mual dan disertai pusing. Masker harus disiapkan sebagai salah satu standar keselamatan pendaki. Disamping itu jaket, sarung tangan, dan sepatu standar gunung hutang harus disiapkan. Karena suhu dipuncak pada waktu tertentu dapat mencapai -3 derajat celcius bahkan lebih.
”Gimana ni persediaa air? Gura sedikit khawatir.
”Tenang bos masih ada 10 liter. Cukup untuk sampai dipuncak. Raja menjawab dengan meyakinkan. Sebenarnya 10 liter lebih dari cukup tapi untuk sampai di Plawangan saja. Hanya saja Raja tidak ingin membuat temanya itu khawatir.
”tapi kita harus memanagemen betul penggunaan air. jika masih kurang, nanti kita bisa cari di cerukan sebelah timur dari Plawangan. Sekalian kita full pack buat pergerakan turun, soalnya untuk jalur Guci nanti tidak akan ditemukan mata air lagi. Kalo musim hujan gini pasti banyak air tertinggal dicerukan. Cukup buat mandi kalian bertiga. Tapi kita harus turun kelembahan yang curam, dicerukan bebatuan itu biasanya ada genangan air. Biarpun disitu sudah tidak ada lagi tumbuhan tapi batuannya dapat menyimpan air hujan. Tu si edi udah berapa hari tidak mandi sekalian nanti mandi disana.
”Biarpun tidak mandi, sigura masih suka nempel-nempel terus tu, ha ha.
”Yeee. Enak ja ! aku deket2 kamu kan ada maunya.. inilah karier berat banget, na.. maksud aku kamu yang bawain.
”Sembarangan ja kamu ma senior. Senior lu tu.. si Rizal mambalas dengan cepat,
Setelah suasana mencair dan ngalor ngidul bercanda, akhirnya gerimims menghentikan semua aktifitas kami. Dan terpaksa kita bobok rada cepat pada malam itu. Dan kamipun berdesak-desakan di dalam dome yang sempit kapasitas 4. Malam kian larut, terdengar di sebelah kanan kiriku suara dengkuran yang saling bersambut hingga aku terjaga dari kegelapan. Aku melongok keluar, ternyata hujan telah berhenti dan langit yang cerah memperlihatkan bintang yang membentuk gugusan layang-layang. Tapi diluar sangatlah Sepi dan sunyi, sesunyi jiwa dan perasaanku yang merindukan seseorang untuk hadir saat itu..... sedikit aku pejamkan mataku untuk menilik kembali goratan wajahnya yang tersimpan dibalik hati. Tapi..... aku tau kau bukan untuk diriku..... ah aku buang semua itu bersama hilangnya suara binatang dihutan ini.
Aku terbangun setelah panas matahari merobek dinding-dinding kabut dan menembus cover dome yang berlapis. Dan akhirnya aku keluar, mempersiapkan segelas susu coklat, dan sebatang rokok. aku duduk dipotongan kayu yang telanjang karena ulah tangan manusia. Aku melihat ke arah barat yang luas. Dan ternyata indah.... luar biasa tanpa batas. Aku merasa bahwa diri ini sangatlah kecil dibandingkan dengan alam ini. Manusia sangatlah dzalim jika mereka sombong menganggap dirinya adalah orang yang paling dibanding lainya. Manusia tidak pernah sadar bahwa mereka tidak akan mampu menaklukan alam ini, sebelum manusia dapat menaklukan nafsu diri mereka sendiri. Dan kami kemari bukanlah untuk menaklukan alam ini. Tapi kami mendaki adalah untuk menaklukan emosi dan egoisme pribadi. Petualangan kami bukanlah untuk memusuhi musuh kami, tapi untuk peduli pada musuh-musuh kami. Kami adalah minoritas yang survive diantara mayoritas yang mencibir kami. Mereka mencibir dan mengangkat dagu mereka karena mereka tidak pernah tahu dan mengalami apa yang para petualang dapatkan dialam liar ini.
Sambil menghangatkan badan dibawah sinar matahari yang meluncur runcing melewati celah dedaunan. Aku menyalakan sebatang rokok yang menemaniku sejak dahulu aku kecil, ditambah secangkir coklat panas, telah membangkitkan kembali adrenalin kami untuk menyatu dan melebur dengan hutan ini. Alam ini telah mendidik kami. Menjadi Mandiri, mental yang kuat dan rasa percaya diri yang penuh, telah mengalir dalam darah kami. Keganasan alam ini telah mengajariku kesabaran, serta kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan setiap keputusan. Karena alam liar ini akan melibas dan menghancurkan, jika kita tidak dapat berfikir dengan cepat dan tepat. Yang dibutuhkan bukan saja kepercayaan diri namun juga kepandaian dalam menganalisa kondisi yang setiap detik dapat berubah-ubah.
”eeh bangun pagi betul kamu ja?? Gura bangun pertama, dan Budi terlihat menggeliat setelah mendengar percakapan kami.
”coklat panas nih mau? Lumayan buat penghangat, waduuuh gila semalam tidur pada niup terompet kenceng-kencengan.
”Ngorok maksud loe?? Ha ha.. kebiasaan Bang, Budi dan Edi tuh. Kalo ga ngorok mereka tidak bakalan tidurnya kaya sekarang. Lihat aja tuh bang... udah siang gini masih ngelingker di dome.
”hemmm nikmat sekali air ini. Karena untuk membuatnya saja kita butuh perjuangan. Rasanya sangat berbeda ketika kita hanya tinggal bayar dicave. Rasanya lebih dari sempurna,
”mau dunk bang he he.. ya iyalah disini kan uang tidak laku. Tidak ada lagi strata sosial ditempat ini. Yang ada ya kerja sama. Betul??
”betul betul betul...
”eh gelang prusik itu bukan dari orang yang spesialkan?? Kalo bukan berarti aku harus memilikinya. Hayoo sini, aku tuker deh dengan gelang dari baduy ni asli dari akar.
”boleh. Mana gelang kamu?
”waduh ketinggalan di sekre berrti bang, di tas tidak ada.
”berarti kalo gitu.. aku ngsihnya pas kita turun nanti. Soalnya tidak ada jaminan kalo kamu tidak bohong. Ha ha
”alah abang ini. Ya udah kalo gitu. Aku bangunin yang lainya dulu bang udah siang.
Suasana hutan ternyata sedikit dapat melupakanya. Melupakan kekasih yang selalu ia gandrungi. ”ternyata sedikit demi sedikit aku bisa melupakanya.” Akhirnya packing dan bergerak ke Plawangan kembali dilanjutkan.
Dari jalur ini nanti kita akan bertemu dengan jalur Kali Wadas. Dari pertigaan tersebut nanti sudah kita temui bunga abadi edelweis sepanjang jalur hingga area camp Plawangan. Bunga endemik ini berwarna putih salju, berbulir kecil dan bergerobol membentuk gugusan yang indah. Daunya berwarna hijau muda dan bertulang kecil, membentuk lengkungan yang meruncing mirip jari-jari Rumini. Bunga unik ini hanya tumbuh diatas ketinggian 3000 MDPL. jenisnyapun bermacam-macam digunung lain bunga edelweis berwarna kuning cerah. Sebelum masuk pertigaan, buah strowberi hutanpun akan ditemukan tumbuh liar bersama-sama rumput yang setinggi dada orang dewasa. Buahnya berwarna merah darah, rasanya sedikit asam, ketika memetik buah ini harus hati-hati karena tangkainya berduri dan biasanya bergerobol diantara semak-semak yang tumbuh diantara lereng jurang. Bisa-bisa jika kurang hati-hati kaki akan terperosok dan tergelincir masuk kejurang yang cukup dalam. Dari pertigaan jalur baturaden-Kaliwadas pergerakan tinggal sekitar 15 menit untuk sampai dipelawangan. Anehnya disitu justru banyak ditemukan burung-burung, dari yang berukuran kecil mungil hingga yang berukuran burung dara. Burung rajawalipun biasa berputar-putar lepas diangkasa. Meliuk dan mengepakan sayap dengan liar. Sayangnya jenis burung ini sudah sangat terbatas jumlahnya.
Setelah semalam diguyuir gerimis daitambah kilatan dan petir yang terus menyambar-nyambar sekitar pukul 03.00 dini hari hujan berhenti dan langit terlihat cerah kembali. Bintangpun telah kelihatan seperti semula. Raja terbangun karena tetesan air jatuh tepat di dahinya. Ternyata dome yang telah di tambah satu flysheet masih tembus. Apalagi udara dinginya pasti akan masuk jika tidak ada fleysheet itu.
Raja mengambil botol air dan peralatan masak. Setelah memasukan air dalam nesting dan menyalakan kompor ia memasak air untuk bekal perjalanan kepuncak nanti. Meskipun hujan sudah berhenti ternyata petir masih sesekali menyambar dan garis putih vertikal jatuh memciptakan suasana yang heroik.
Rizal mulai bergerak-gerak kakinya, ternyata sb yang dipakainya telah tergulung kesamping menutup kaki si Edi. Pantesan saja Rizal selalu merasa kedinginan. Daripada kedinginan lebih baik Raja membangunkanya sekaligus membantu menuangan air yang telah mendidih dalam tabung khusus agar air tetap terjaga kehangatanya.
”dikasih apa nih bang airnya? Masa air putih. Rizal mencoba menawarkan alternatif bagi raja.
” terserah selera kamu pa zal kalo memang mau.
” oya zal kalian bawa oxycan kan? Antisipasi nanti kalo ada apa-apa. Mudah-mudahan hari ini cuaca mendukung. Kalo nanti pergerakan bisa dimulai minimal pukul 6 cuaca masih bersih dipuncak. Perjalanan dari sini kira-kira dua sampai tiga jam. Satu jampun sampai sih tapi melihat kondisi temen2 kayanya kita harus berangkat pagi. Biar nanti bisa berjalan dengan pelan dan aman.
”apa saya bangunkan saja mereka bang? Biar sekalian packing. Kita juga ngejar sun set neh, masa jauh jauh tidak dapat moment di puncak tertinggi dijawa tengah.
”nanti ja. Mereka terlihat sangat kelelahan. Di 3 punggungan terakir tadi medanya sangat menguras tenaga. Mirip jalur bukit penyesalan di Rinjani zal. Lagian masih sedikit gerimis biar mereka selesaikan mimpinya dulu. Mungkin sekarang mereka sedang memimpikan tidur berendam di air hangat. Hiks.
”susah bangunya bang. Butuh sejam buat mereka melek. Pas kalo kita mulai ganggu tidur mereka mulau dari sekarang. He he
suasana didalam dome sangat kontras dengan rumini yang sedang menghabiskan malamnya ditempat hingar bingar. Berjingkrak-jingkrak, kadang manggut-manggut kadang juga ngelantur omonganya. Music yang berfolume keras telah membuat tuli jika ada nasehat yang masuk ketelinganya. Ia menikmati kehidupanya tanpa memperdulikan orang lain.
”pukul 03.30 mereka memulai packing segala perlengkapan yang ada. Tidak ada yang tertingal bahkan satu bungkus permen. Cahaya mulai terlihat memancar dicelah batu yang menjulang. Merekapun percepat aktifitasnya dengan tetap menahan dingin. Sebagai pemanasan mereka merenggangkan otot-otot kaki dan tangan, tidak lupa bagian kepala dan muka pun turut direnggangkan dengan memutar dan menganggukan kepala. Setelah selesai. Semua carier telah siap dipunggung masing-masing. Senter, masker dan sarung tangan telah dipersiapkan. Tidak lupa air dan makanan ringan telah ditempatkan pada posisi yang paling mudah untuk di ambil sehingga tidak perlu membuka seluruh isi carier.
Raja memakai sepatu tracking warna coklat berjinggel, dibungkus guiter menutup hingga betis, berjaket khusus, carier yang tertata rapi dan seimbang. Tidak lupa rain coat telah dipersiapkan jika sewaktu-waktu terjadi hujan yang tiba-tiba. Semuanya telah bersiap. Raja sebagai guide berada dipaling depan. Dibelakangnya Edi, Gura, Rizal dan Budi. Mereka berjalan meninggalkan plawangan dan telah melewati batu besar pertama yang merupakan tanda jalur ke arah puncak itu tertuju. Selanjutnya sebagai penunjuk arah jalur hanya tumpukan batu kecil yang bertata tiga susun atau empat. Seterusnya hingga kearah puncak 3428 mdpl.
Sepuluh menit pertama kondisi tubuh belum beadaptasi dengan sempurna, ini telihat dari gura dan rizal yang nafasnya sedikit berat dan hidungpun meler seperti pilek dikala musim hujan. Rajapun seperti itu. Karena memang oksigenpun sudah menipis pada ketinggian seperti itu.
”Budi. Air-air haus neh..
”sungai tuh bawah edi menimpali permintaan budi dengan meledek. Akhirnyapun edi memberikan botol air yang telah dipersiapkan. Tiba-tiba geduprak suuuerrrr.... apa tuh.
Ternyata senter Raja yang dililitkan di carier terlepas dan akhirnya terjatuh berantakan ketika sedang menarik Gura karena medan yang mulai sulit, alat penerang itu berhenti ditempat yang tidak bisa dipungut kembali. Karena arah kanan kirinya adalah medan curam dengan batu yang ketika diinjak akan runtuh dan menyeret kebawah. Untung jika tidak terguling dan masuk kedalam jurang. Tidak akan ada yang menemukan jika itu terjadi. Karena sepanjang mata memandang hanya hamparan batuan vulcano dengan jurang jurang yang mengerikan.
”sudah tidak apa-apa. Lanjutkan saja perjalananya. Tidak bisa diambil lagi. Ini pegang tali weebingnya nanti aku tarik keatas. Raja melemparkan tali untuk menopang sebagai pengaman agar ketika ada yang terjtuh maka tali itu telah mengait ketubuh mereka. Track yang dilewati memang lebih parah dari bukit penyesalan milik gunung rinjani di lombok. Hanya jarak yang tidak terlalau jauh yang membedakana.
Sebelum sampai pada puncak bayangan terlihat dari celah celah bebatuan menyembul mengepulkan asap belerang yang terasa hangat, warnanyapun berbeda dari celah satu dan lainya. Ada yang putih pekat, kuning, hijau dan yang terparah adalah jika asap itu telah berwarna hijau kehitaman. Maka itu harus dihindari.
”Ja. Sunset sudah muncul, kita belum sampai puncak nih?
”ambil saja gambarnya sebagai dokumentasi. Itu yang sebelah paling timur, diantra celah batu vulcano yang membentuk dua tanduk sunsetnya sempurna”. Raja mengarahkan jari telunjuknya kearah timur, Memang dari arah itu sunset terlihat sangat sempurna, garis cahayanya terlihat terang dan membawa nilai warna lainya, misalkan merah, orange, hijau muda, biru dan kuning. Padahal 10 menit lagi sampai dipuncak. Sayang matahari telah keluar terlebih dahulu,
’rizal mengeluarkan kamera dan mengambil beberapa posisi. Dan budi membantu memasukan kembali kamera kedalam body pack yang berada dipunggung rizal.
”oke!! Kita lanjutkan perjalanan. Beberapa menit lagi kita sampai. Jika takut mual masker kalian jangan lupa digunakan.
Perjalanan yang benar-benar membutuhkan konsentrasi, karena medan yang dilalui telah menciptakan garis vertikal, jka tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan maka tubuh akan bergoyang kekanan ataupun kekiri. Ditambah lagi setiap bebatuan yang diinjak akan longsor kebawah, menyeret ataupun batu akan membahayakan rekan yang dibawahnya.
”rock rock....... Gura memperingatkan bahwa ada longsoran batu besar yang persis diatas Edi. Untungnya edi mendengar teriakan diatasnya sehingga ia cepat-cepat menghindar. Batu itu pun mengenai gundukan batu lainya, dan setiap batu yang terkena getaran batu itupun akan retak, dan longsor kebawah dan begitu seterusnya. Hingga tekanan ringan yang akan menghentikan longsoran batu itu. Nampaknya hujan yang mengguyur semalaman telah menyebabkan batuan diatas puncak itu bergeser dari tempat semula sehingga batuan tersebut sangat rapuh. Setiap inci pergerakan mempunyai makna, setiap langkah adalah semangat untuk mencapai puncak, meski nafas telah berat, kaki telah letih, dan resiko yang mereka ambil adalah hidup atau mati, jika mereka melakukan satu kesalahan yang fatal maka akibatnya seluruh tim akan dapat merasakan dampaknya. Bisa tersesat, terjatuh kejurang, terkena hipotermia, pernafasan akut dan tidak berfungsinya jantung untuk memompa darah keotak.
Ini bukan taruhan antara hidup atau mati. Ini adalah kematangan berfikir dan keberanian dalam mengambil keputusan dan resiko. Dissaster management menjadi menu wajib bagi seorang petualang. Sehingga ketika terjadi keadaan darurat dan mendesak mereka tidak lagi mengalami kekacauan berfikir karena tidak tahu apa yang hendak dilakukan.
Di tugu surono yang merupakan in memoriam beberapa mahasiswa yang meninggal saat terjadi tragedi mapagama. Beberapa orang meninggal dan belum ditemukan jenazahnya. Saat badai dan hujan dipuncak terjadi mereka tercerai berai dan mungkin terjatuh kejurang kawah ataupun entah tersesat kemana.
Dipuncak yang tinggi itu kekuasaan tuhan benar2 telah ditunjukan. Diantara batuan vulcano itu manusia terasa kecil. Kecil karena keegoisan, nafsu dan perjalanan yang panjang melelahkan, penuh dengna prjuangan dn strategi agar mereka dapat sampai pada sebuah puncak. Tapi dipuncak itu udara semakin dingin dan kabut beberapa kali turun. dan kepuasan sebuah puncak tertinggi itu hanyalah untuk berapa detik mereka rasakan, memang bukan untuk itu mereka meraih sebuah puncak adalah untuk menghargai kehidpan ini dengan alam. Puncak adalah hegemoni setiap manusia untuk dikalahkan. Setiap detik adalah waktu yang sangat berharga. Setiap detik adalah pertaruhan antara hidup dan mati. Perjuangan pada dasarnya belum berakhir sebelum kita dapat beradaptasi pada sebuah puncak. Jika tidak kepuasan itu akan berubah menjadi sesuatu yang mematikan bagi mereka semua.
Rizal bergegas mempacking kembali minuman yang tadi dikeluarkan. Setelah berdoa mereka bergegas berjalan menysuri jalur untuk turun. medan yang terjal dan melewati berapa kawah untuksampai pada jalur guci merupakan tantangan tersendiri. Setelah melewati segara pasir mereka menyusuri jalur setapak yang merupakan pecahan yang terjadi bekas adanya erupsi. Puncakan itu terputus sebelum memasuki jalur guci. Udara tiba2 sangat berat karena beleranga tiba2 mnyembur keluar degnan cepat. Masker yagn digunakan tidak dapat menahan aroma khas yang membuat tenggorokan bisa berasa kering itu

Rizal batuk batuk, mukanya memerah dan perutnya sedikit mengeras, ia menahan aroma yang jarang diterima hidung. Cepat kita bawa kearea yang steril. Rizal masih kuat berdiri dan berjalan kearea yang bebas dari asap belerang. Hah serasa ditusuk-tusuk jangtung dan paru-paruku, rizal membuka masker dan meminum air mineral, hah luar biasa.... aku harus berdiri dan melanjutkan perjalanan. Ini ada aroma kopi taburkan dimasker kamu, ini berfungsi untuk mengurangi bau yang menusuk-nusuk itu, raja sambil menyodorkan bungkusan hitam ketangan rizal
Oke kita lanjutkan, dan rizal untuk sementara biar carier aku yang bawa. Untuk turun di jalur ini kaki kalian harus disilangkan, jangan berjalan lurus kedepan jika tidak ingin tubuh kamu terlempar kedepan. Hati-hati kanan kiri jurang, dan banyak batu besar tertutup pasir. Guide kita hanya bekas longsoran bekas turun pendaki lainya. Jadi harus hati-hati dan faham. Cuaca disini dapat merubah gundukan pasir dan jejak dengan cepat, jadi harus konsentrasi.
Setelah melipir melingkar dipunggungan terakhir mereka harus turun dijalur pasir yang tebal, jika tidak terbiasa pertama menapakan pasti akan takut dan terseret tanpa rem. Tapi dua tiga langkah akan berubah menjadi sesuatu yang menegangkan sekaligus mengasikan. Tidak ada pembatas dan pengaman jalur yang ada hanya sisa jejak para pendaki yang telah lama ditinggalkan. Tempat itu seperti kampung tua yang telah lama ditinggal pergi para penduduknya. Sepi sama sekali tidak ada kehidupan, tidak ada suara binatang, siulan burung ataupun gemrecit suara jangkrik. Yang ada hanya suara angin yang mendesir dikuping, sisa bekas semburan magma yang membeku, pasir dan batuan yang berasal dari lumpur panas yang telah membeku.
Jalur ini rawan dengan kecelakaan, jalan menyamping dan berjajar atau berurut bergantian mungkin metode terbaik untuk menghindari kecelakaan antar pendaki.
Setelah meluncur sekitar 15-25 menit berarti habis jalur ini. Dilanjutkan dengan padang batu yang luas, keras, lancip dan guide jalur hanya tumpukan batu kecil yang tinggal satu atau dua, hah harus eksra ne agar tidak tersesat. Raja sedikit hawatir jika kabut yang tebal turun dan biasanya akan lama menutup penglihatan. Artinya mereka harus berjalan dengan filing tanpa bisa melihat radius 10 meter.
Tiba-tiba sruuut.... rizal terpelanting kekanan dan tepat berhenti diteoi jurang. Sruuuuut sekali lagi sigura melorot dengan pantatnya sebagai tumpuan. Woi.. awas batu... dari atas tampak menggelundung gerombolan batu. Untung tidak mengenai si Gura. Hah menegangkan. Raja tersenyum kecut dan ketar ketir, tapi rizal hanya lecet kecil dan gura pun demikian. Syukurlah tidak terjadi hal lainya yang diluar kemampuan mereka semua untuk dapat berbuat banyak.
Dengan sedikit nyeri rizal dan gura berjlan sedikit tertatih. Tumpuan pada pergelangan kaki menjadi berat dalam kondisi turun dikarenakan otot bekerja dimulai dari tumit hingga pergelangan tempurung lutut, bekerja ekstra untuk menahan hentakan langkah kaki yang terus menerus.
Dari barat kabut tebal merayap kearah selatan, ini bertanda jalur mereka akan tertutup oleh kbut. Mereka hanya berharap pada angin dan keajaiban alam agar sang angin dapat membawa kabut itu beralih ketempat lain. Untuk semuanya kita berjalan jangan terlalu berjauhan, resiko tersesat nanti. Soalnya penunjuk arah banyak yang hilang kita tidak tau jika kabut itu nanti menutup pemandangan kita. Kita hanya tau jalur dari tumpukan batuan tersebut dan tolong jika ada batu yang hlang kita tambahkan dua atau tiga batu lagi sebabai pertanda. Raja meminta kepada empat kawanya agara berhati hati dan saling berdekatan.



continue.....