Label

Jumat, 27 Agustus 2010

KAMPUNG LAUT. yang ter ISOlasi yang Termarjinalkan

Perjalanan panjang hampir 4 jam dari pelabuhan penumpang cilacap. kami menyusuri sungai segara Anakan yang luas. tampak hutan bakau yang masih sedikit mengalami kerusakan dan burung endemik hilir mudik hinggap di beberapa ranting mangroove yang ada di sekitar aliran sungai. Tampak juga ditemukan beraneka jenis burung yang mampir untuk sekedar mencari makan di sekitar bakau. burung yang bermigrasi tersebut hanya beberapa saat singgah disitu.

Perjalanan terus dilanjutkan, setelah sekian lama membelah sungai anakan akhirnya kapal bersandar di sebuah perkampungan yang berada di tengah sungai. tampak dua orang ibu-ibu menurunkan hasil belanjanya di kota cilacap. Barang-barang tersebut nantinya akan kembali di jual diwarung-warung miliknya. Barang-barang tersebut berupa kebutuhan pokok sehari-hari. rumah-rumah mereka berada di bibir sungai, tanpak abrasi telah memecahkan beberapa pondasi rumah tersebut. kapal-kapal tua pun bersandar menunggu sang empunya untuk berlayar bersama nya di lautan

kehidupan yang begitu unik dan bersahaja. belum ada listrik dari PLN yang memang tempat yang terisolasi jauh dari peradaban kota. biasanya listrik di hasilkan dengan mengunakan generator atau diesel. tak tampak ada kerisauan di wajah mereka jika sewaktu-waktu air sungai meluap karena sendimentasi sungai segara anakan cilacap ini sudah cukup parah.

setelah beberapa penumpang turun kapal kembali bergerak meyusuri sungai dan membelah riak-riak kecil yang terkadang di iringi dengan lompatan ikan - ikan kecil. nampak kapal berjalan semakin berat dikarenakan kapal melawan arus sungai yang tiba-tiba mengalir sangat deras. pantas saja kapal tepat berada di tengah-tengah pertigaan arus sungai yang bertemu. 
tidak jelas kapan sebenarnya perkampungan kampung laut itu dimulai dan asal muasal perkampungan tersebut. kehidupan masyarakat di sini sebagian besar bergantung pada hasil alam khususnya perikanan. akses yang sulit menyebabkan sarana pendiikan disini sangat minim bahkan terkesan seadanya. walaupun demikian kehidupan mereka sangat bersahaja, saling membantu dan gotong royong antar saudara sekitar masih sangat kental. kesederhanaan kehidupan mereka memang tuntutan karena tidak ada hal yang dapat dijadikan sumber pendapatan lain kecuali hasil dari melaut. 

akhirnya kami tiba di kantor Kecamatan Kampung Laut Klaces. kapal pun bersandar. disitu terlihat bangunan kantor kecamatan yang mengurusi beberapa dusun/desa di kampung laut. Bangunan panggung dengan kayu di bibir sungai agar memudahkan tranportasi. tampak beberapa pejabat kecamatan lalu lalang sedang mengurus administasi entah apa.. 
hening dan damai mataharipun sebentar lagi terbenam. surup bersama terbangya nyamuk-nyamuk yang kian banyak. tampak airpun mulai naik hingga kebatas pondasi bangunan. binatang-binatang mulai keluar dari lubang-lubang persembunyianya. jangkrik mulai berjerit-jerit dan kelelawar mulai berkelebat kesana kemari. hampir rutinitas kehdupan berhenti sejenak untuk menyambut malam. Setelah malam berlalu tanpak beberapa pemuda dan orang tua turun dari kapal jukung membawa lampu petromak. mereka berencana mengadakan pertemuan di tempat tersebut. selanjutnya pun beberapa orang telah berkumpul hingga setengah 11 mereka akhirnya pulang kerumah masing-masing dengan perahu.

sepi pun kembali terasa, seperti tak ada kehidupan. sepi damai dan bersahaja.......
.



1 komentar: